Fadhilah Keutamaan Memperbanyak Dzikir La Haula wa La Quwwata Illa Billah

Surat At-Talaq Ayat 2

فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا ذَوَيْ عَدْلٍ مِنْكُمْ وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ لِلَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. 

Sebab Turunnya Ayat

Al-Hakim meriwayatkan dari Jabir, dia Berkata: Ayat yang artinya, "... Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar." (At-Talaq: 2) turun berkenaan dengan lelaki dari suku Asyja'. Dia merupakan sosok laki-laki miskin yang gemar bekerja dan memiliki banyak anak. Suatu hari ia mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta uluran kasih dari beliau (menyikapi putranya yang ditawan oleh musuh). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, "Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah." Tiada lama kemudian putranya (yang ditawan musuh) tiba di madinah dengan membawa seekor kambing (yang ia rampas dari musuh saat melarikan diri). Selanjutnya ia menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallamdan menceritakan asal-usul kambing yang ia bawa. Beliau bersabda, "Makanlah (kambing itu)." Lalu Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat tersebut. (Diriwayatkan oleh Al-hakim dalam Al-Mustadrak No. 3820).

Adz-Dahabi berkomentar, "Hadits tersebut munkar, namun ia memiliki penguat dari jalur yang lain."

Memperbanyak ucapan, 'La Haula wa La Quwwata Illa Billah'

Kisah Serupa diriwayatkan oleh Ibnu Jarir melalui jalur Salim bin Abu Al-Ja'd. As-Suddi mengemukakan bahwa orang itu bernama Auf Al-Asyja'i. Nama itu juga dikemukakan dalam riwayat Al-Hakim melalui Ibnu Mas'ud.

Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari jalur Al-Kalbi, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, dia menuturkan: Suatu ketika Auf bin Malik Al-Asja'i menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, anakku ditawan oleh musuh dan ibunya sangat gelisah. Apa yang harus aku lakukan?" Beliau menjawab, "Aku menganjurkanmu dan istrimu memperbanyak ucapan, 'La Haula wa La Quwwata Illa Billah' (tidak ada daya dan upaya kecuali dari Allah semata)." Setelah mendengar pesan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, istri Auf bin Malik berkomentar, "Alangkah bijaknya saran dari beliau." Kedua Suami istri itu pun memperbanyak bacaan tersebut sepanjang hari, Alhasil, pada waktu musuh sedang lalai, anaknya yang ditawan itu berhasil melarikan diri sekaligus merampas kambing milik musuh, kemudian pulang ke rumah orang tuanya. Kemudian Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat Al-Qur'an, yang artinya, "...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar." (QS. At-Talaq: 2)

Kisah serupa juga diriwayatkan oleh Al-Khathib dalam kitab Tarik-nya dari jalur Juwaibir, dari Adh-Dhahhak, yang bersumber pada Ibnu Abbas (Hadits Hasan, namun di sanadnya ada perawi dha'if. Diriwayatkan oleh Al-Khathib 9/84)

Ats-Tas'labi juga meriwayatkan kisah senada melalui sumber yang lain, hanya saja derajatnya Dha'if. Sedangkan Ibnu Abi Hatim meriwayatkannya secara mursal.

Komentar